Tampilkan postingan dengan label IQ di cibubur. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label IQ di cibubur. Tampilkan semua postingan

Jumat, 04 Agustus 2017

Pertolongan Pertama Psikologis pada Kecenderungan Bunuh Diri




ditulis oleh
Sinta Mira, M.Psi
Psikolog Dewasa dari Klinik Pelangi 


Belakangan ini kita dikejutkan dengan berbagai berita terkait kejadian bunuh diri, baik dari kalangan artis/public figure (dalam negeri dan luar negeri) maupun kalangan orang biasa. Selain terkejut, miris, bersimpati, masyarakat pun diajak untuk memikirkan dengan serius tentang fenomena fatal ini.
Dalam hidup, pasti kita pernah mengalami krisis. Kondisi yang tidak mengenakkan. Kondisi down. Entah itu karena lingkungan (misalnya karena putus cinta, PHK, bercerai, dsb), karena kondisi fisik (misalnya karena sakit berkepanjangan), karena kecewa (misalnya target / ambisi yang tidak tercapai), dan sebagainya. Berbagai krisis dalam hidup seperti ini bisa mempengaruhi kondisi kesejahteraan mental kita. 1 dari 5 orang pernah mengalami masalah kesejahteraan mental (mental health issues) dalam sepanjang hidupnya. Entah itu berupa stress berkepanjangan, post traumatic stress disorder, depresi, ketergantungan pada obat-obatan/sejenis, dan sebagainya.
Sehingga dalam kondisi krisis seperti itu, pemahaman tentang Pertolongan Pertama Psikologis sangat diperlukan.
Apakah itu Pertolongan Pertama Psikologis? Seperti juga P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) yang bisa mencegah hal-hal fatal karena kondisi kecelakaan, Pertolongan Pertama Psikologis juga akan sangat membantu mencegah hal-hal fatal karena kondisi mental / psikologis.
Terkait dengan kecenderungan bunuh diri, beberapa faktor resiko terkait kesejahteraan mental pada orang-orang yang memiliki kecenderngan butuh diri adalah :
-          Depresi, atau kondisi mental lainnya seperti penyalahgunaan narkoba, dsb.
-          Kondisi medis tertentu, atau sakit berkepanjangan.
-          Memiliki riwayat melakukan percobaan bunuh diri
-          Riwayat keluarga dengan gangguan mental atau penyalahgunaan narkoba
-          Riwayat keluarga bunuh diri
-          Kekerasaan dalam keluarga
-          Terpapar secara langsung / melalui media terkait perilaku bunuh diri, baik dari keluarga, teman, maupun public figure.

Selain faktor resiko, beberapa tanda / simtom  dari seseorang yang memiliki kecenderungan melakukan bunuh diri adalah :
-          Membicarakan ide tentang bunuh diri
-          Membicarakan tentang rasa putus asa, kosong, tidak ada harapan hidup lagi.
-          Membicarakan tentang rasa bersalah dan rasa malu
-          Membicarakan tentang merasa terperangkap dan tidak ada jalan keluar lagi dari masalah yang dihadapi
-          Membicarakan tentang merasa menjadi beban bagi orang lain.
-          Membuat rencana bunuh diri, misalnya dengan banyak membaca secara online, membeli peralatan pendukung seperti obat-obatan, dsb.
-          Terlihat cemas
-          Menarik diri dari keluarga dan teman-teman
-          Perubahan pola makan dan/atau pola tidur
-          Menunjukkan kemarahan atau membicarakan tentang pembalasan dendam
-          Melakukan hal-hal yang beresiko tinggi menyebabkan kematian, misalnya sengaja menyetir mobil dengan kecepatan yang sangat tinggi
-          Sering membicarakan tentang kematian
-          Menunjukkan perubahan mood yang ekstrim, bisa berubah dari sangat sedih menjadi sangat tenang atau bahagia
-          Mengucapkan perpisahan

Lalu, apabila kita mengetahui ada seseorang yang memilki faktor resiko dan menunjukkan tanda/simtom kecenderungan bunuh diri itu, apa Pertolongan Pertama Psikologis yang bisa kita lakukan padanya :
  1. Ajak bicara.
Dengan bicara padanya, kita sudah melakukan Pertolongan Pertama untuk membantu kesejahteraan mentalnya. Tunjukkan padanya bahwa kita peduli dan ada di sisinya untuk membantu.
Saat berbicara dengan orang yang memiliki kecenderungan bunuh diri, beberapa hal yang harus diingat :
-          Jadi diri sendiri. Jangan menggurui atau tidak natural. Jadi diri Anda sendiri dalam relasi yang natural dengannya.
-          Dengarkan.  Tunjukkan bahwa Anda mendengarkannya. Biarkan ia mengeluarkan uneg-unegnya.
-          Tunjukkan empati, tidak menghakimi, sabar, tenang, dan memahami.
-          Tunjukkan harapan. Beri pemahaman bahwa dirinya penting bagi Anda
Hal yang TIDAK BOLEH dilakukan saat berbicara dengan orang yang memiliki kecenderungan bunuh diri :
-          Jangan berargumen dengannya.
-          Jangan terlihat terlalu terkejut, lalu mengajari tentang nilai hidup, atau mengajari tentang betapa salahnya bunuh diri.
-          Jangan menjanjikan kerahasiaan. Karena rencana bunuh diri adalah hal yang fatal dan Anda mungkin akan membutuhkan bantuan profesional baginya.
-          Jangan terlalu banyak memberikan nasehat
-          Jangan jadi menyalahkan diri Anda sendiri.

  1. Berespon cepat terhadap krisis yang dihadapinya.
Saat mengetahui rencana bunuh diri seseorang, Anda harus bisa menganalisa seberapa siapkah rencana tersebut. Apakah baru sebatas rencana (PLAN). Atau sudah merencanakan caranya (MEANS). Dan sudah tahu kapan akan dilakukan (WHEN). Atau bahkan sudah benar-benar siap untuk mengakhiri hidup (INTEND).
Anda bisa mencari bantuan profesional saat sudah memahami seberapa besar krisis ini. Lalu jangan tinggalkan ia sendirian dan amankan barang-barang yang bisa membahayakan baginya.

  1. Tawarkan bantuan dan dukungan
Sebagai teman/kerabat dari orang yang berencana bunuh diri, yang bisa kita berikan terbaik baginya adalah empati dan kesediaan untuk mendengarkan baginya. Biarkan ia memahami bahwa ia dicintai dan tidak sendirian.
Setelah itu, Anda bisa menawarkan bantuan / support profesional baginya, jika memang dirasakan perlu. Ataupun bisa juga bantuan profesional bagi Anda sendiri sebagai pendamping kerabat yang memiliki kecenderungan bunuh diri. Bagaimanapun, kesejahteraan mental pendamping juga adalah hal yang sangat penting.

Pemahaman mengenai Pertolongan Pertama Psikologis pada masyarakat umum akan sangat penting untuk sebagai tindakan pencegahan terhadap kejadian-kejadian fatal ini. Kepekaan kita terhadap kesejahteraan mental kita sendiri dan kesejahteraan mental orang-orang di sekitar kita juga menjadi kunci utamanya.

Senin, 03 Juli 2017

Surat Undangan Untuk Presiden RI

Cibubur, 3 Juli 2017
dari Komunitas Kacamata Dongeng Cibubur
Kepada  Yang Terhormat Presiden Republik Indonesia, Bapak Ir. H. Joko Widodo dan Ibu Negara Republik Indonesia, Ibu Hj. Iriana
Dengan Hormat,
Salam Kenal Kami baru memulai untuk melakukan Kegiatan Dongeng. Kami “Komunitas Kacamata Dongeng”. Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Perdana bagi Komunitas Kacamata Dongeng di Cibubur, dengan ini kami informasikan.
Kami Komunitas Kacamata Dongeng (KKD), saat ini baru belajar untuk melaksanakan pengabdian bagi masyarakat kususnya di daerah Desa Ciangsana, Desa Nagrak dan Penduduk Kota Wisata serta Masyarakat di sekitar Cibubur.
Pendiri dari kegiatan ini adalah Kak Dina, Kak Neta dan Ayah Andri setelah menyelesaikan Pelatihan tentang Dongeng di Kompas Gramedia yang di selenggarakan oleh Manajemen Dongeng Inspiratif (MDI). Tercetuslah ide untuk melaksanakan Kegiatan Dongeng di lingkungan sebagai bentuk tanggung jawab sosial kami. Bulan Juni 2017 kami segera mengurus izin untuk menggunakan lokasi di Taman Pelangi (sebrang Hero Kota Wisata). Kami juga membuka volunteer / Relawan Dongeng.
Melalui surat ini kami menginformasikan di Cibubur dan sekitarnya ada komunitas yang bisa mendukung program pemerintah dalam pengembangan Kecerdasan anak dan kegiatan anak yang menarik di lingkungan kami. Kami mengundang Kepada  Yang Terhormat Presiden Republik Indonesia, Bapak Ir. H. Joko Widodo dan Ibu Negara Republik Indonesia, Ibu Hj. Iriana untuk hadir pada Kegiatan Perdana kami dalam Ceria Bersama Dongeng di Cibubur :
Hari Tanggal   : Sabtu, 22 Juli 2017
Pukul               : 07.30 – 09.00 WIB
Tempat            : Taman Pelangi (sebrang Hero Kota Wisata Cibubur)
Demikian surat pemberitahuan kegiatan ini kami sampaikan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Humas kacamata Dongeng