Tampilkan postingan dengan label Timbuh kembang anak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Timbuh kembang anak. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 01 April 2017

Pentingnya Mengajarkan Toleransi dan Mengenalkan Anak tentang Keberagaman Sejak Dini

ditulis oleh  
Widad Zahra Adiba
Mahasiswa Psikologi Universitas Johannes-Gutenberg Mainz, Jerman
yang saat ini sedang internship di Klinik Pelangi

Sudah banyak sekali contoh yang kita temukan dalam kehidupan sehari-hari dan di seluruh belahan dunia tentang semakin menipisnya nilai toleransi. Seperti halnya  di Amerika serikat, ada ketidaksetaraan terhadap masyarakat kulit hitam sejak dulu, kemudian saat ini muncul beberapa kebijakan yang tidak ramah terhadap imigran. Di beberapa negara, seperti Arab Saudi dan Mesir memberikan kelompok pria quota yang lebih besar dibandingkan perempuan untuk mengakses ruang publik dan bidang profesional. Contoh lainnya di Indonesia semasa proses kampanye pemilihan gubernur DKI Jakarta yang sempat diwarnai oleh isu SARA serta turut menimbulkan percekcokan di berbagai kalangan.

Yang memprihatinkan adalah nasib generasi muda bangsa kita, dikhawatirkan mengikuti arus zaman yang semakin lama semakin kehilangan makna toleransi antarsesama. Padahal toleransi sangat penting untuk diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari agar dapat mudah menerima perbedaan tanpa menghakimi satu sama lain yang nantinya bisa menimbulkan masalah-masalah baru. Seperti yang dialami oleh penulis sendiri, yang adalah seorang Mahasiswa Indonesia yang sekarang kuliah dan hidup di Jerman. Di sana, baik itu di Universitas, di tempat kerja sambilan, di lingkungan tempat tinggal, dan lainnya kita pasti bertemu dengan teman-teman baru dari cakupan internasional. Tidak hanya yang berasal dari Jerman saja, banyak juga yang datang dari negara lain, seperti Amerika, Jepang, Brazil, Albania, Ekuador, Korea, dan masih banyak lagi dengan latar belakang yang berbeda. Untuk dapat berbaur dan bekerja sama, kita perlu terbuka dan menerima perbedaan tersebut. Dengan adanya toleransi, pikiran terbuka, dan saling menghargailah yang membuat kita semua berteman.

Banyak orang tua di Indonesia yang memilih menyekolahkan anak di sekolah yang homogen, seperti sekolah berbasis agama, dengan berbagai tujuan. Hal ini tidaklah salah, melainkan pengelompokan pada suatu kelompok tertentu yang terkadang membuat sulit untuk mengenalkan anak bahwa sebenarnya Indonesia adalah negara yang sangat beragam, dari segi  agama, budaya, bahasa daerah, suku, ras  dan lainnya.
“Kita perlu memperkenalkan kepada anak-anak kita bahwa dari lingkungan yang homogen masih ada lagi lingkungan lain di luar sana yang beragam. Sebenarnya Indonesia adalah lingkungan yang heterogen, beragam budaya, suku, agama, dan ras. Tetapi sangat disayangkan saat ini karena pengaruh budaya luar yang lebih kuat daya tariknya, banyak yang melupakan budaya Indonesia sendiri”, ungkap Masniarita Siburian Silalahi, atau yang biasa disapa Rita, pengelola dan pendiri Indonesian Cultural Adventure (ICA), lulusan dari Anglia Ruskin University Cambridge Inggris. Menurut Rita, makna toleransi adalah kita bisa menerima sesama kita, bisa menerima perbedaan. Kita adalah sama-sama manusia ciptaan Tuhan, dan Tuhan menciptakan kita seorangpun tidak ada yang sama, jadi kita harus selalu menghargai dan menerima satu sama lain. Lewat  program-program ICA, Rita biasanya mengajarkan anak-anak tentang toleransi dan keberagaman dengan cara yang asyik dan fun sehingga dapat lebih mudah diterima oleh anak anak. Seperti melakukan perjalanan ke kota-kota yang ada di Indonesia, yaitu Padang, Solo, Bogor, dan lainnya. Di sana anak-anak bisa belajar langsung tentang kebudayaan dari kota tersebut. Waktu yang lalu ICA dalam programnya yang bernama ‘Jejak Pluralisme Jakarta’ mengunjungi Masjid Istiqlal, Gereja Katedral, dan Wihara. Di sana  anak-anak belajar banyak tentang pluralisme.

“Perbedaan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari, karena setiap orang tentunya berbeda-beda. Anak kembar sekalipun pasti berbeda, dari sifat, kebiasaan, sampai kepribadiannya. Ketika kita hidup bermasyarakat, kita perlu mengembangkan sikap toleransi agar kita dapat menghargai orang lain yang berbeda dari kita, seperti perbedaan pendapat, perilaku, kebiasaan, karakter, dan lain-lain”, jelas Reneta Kristiani M.Psi., seorang Psikolog Klinis Anak dari Klinik Pelangi di Kota Wisata, Cibubur mengenai pengertian toleransi. Psikolog yang biasa disapa Neta ini menjelaskan bahwa setiap orang itu diciptakan Tuhan unik dengan perbedaan masing-masing. Oleh karena itu, perbedaan sebaiknya bukan menjadi sumber konflik atau suatu bahan cemoohan atau ejekan, tetapi justru dengan perbedaan itu sendiri dunia menjadi kaya akan keberagaman, indah, dan tidak membosankan”. Sangat penting mengajarkan toleransi kepada anak agar anak bisa menghargai orang lain yang berbeda darinya. Berikut tips-tips yang bisa dilakukan orang tua di rumah untuk mengajarkan anak tentang toleransi dan mengenalkan pada keberagaman :

   1. Mengenalkan perbedaan dari lingkungan terkecil
psikologneta“Toleransi bisa diajarkan kepada anak mulai dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga.  Dari keluarga anak bisa mulai mempelajari bahwa dirinya berbeda dari saudara  dan orang tuanya sendiri, meskipun mirip tetapi pasti ada hal yang berbeda dari ciri fisik, seperti jenis rambut, warna kulit, bentuk mata, hidung, telinga, bibir, dsb. Kemudian perbedaan sifat, perilaku, hobi, kebiasaan sampai karakter dan kepribadian. Sebagai contoh perbedaan hobi, kakak suka bermain permainan yang membutuhkan motorik kasar, seperti lompat tali, bermain bola, bersepeda, sedangkan adik lebih suka bermain lego, mobil-mobilan, mewarnai yang lebih mengandalkan keterampilan motorik halus. Dari contoh perbedaan tersebut, orang tua perlu mengajarkan anak bahwa perbedaan itu unik dan kita sepatutnya menerima perbedaan tersebut”, tutur psikolog Neta.
  1. Belajar menghargai pendapat orang lain
Seringkali kita temukan dalam keluarga adanya perbedaan pendapat. Contoh kecil adalah adik ingin makan di restoran A, tetapi kakak ingin makan di restoran B. Orang tua sebaiknya menengahi dan memberikan solusi agar anak bisa belajar untuk menghargai perbedaan pendapat tersebut dan berdiskusi untuk mencapai kesepakatan. Misalnya, minggu ini makan di restoran A terlebih dahulu dan minggu depan makan di restoran B sehingga anak terbiasa untuk mengungkapkan pendapatnya dan juga menghargai pendapat orang lain yang berbeda darinya serta dapat menyelesaikan masalah dengan bermusyawarah untuk mencapai mufakat.
  1. Mengajarkan anak untuk saling berbagi
Jika anak sejak dini sudah diajarkan untuk saling berbagi, kelak dewasa nanti akan menjadi terbiasa untuk berbagi tanpa memilih-milih dan membeda-bedakan orang lain. Anak perlu diperkenalkan dengan berbagai komunitas yang berbeda dengannya, misalnya belajar berbagi dengan anak-anak lain di Panti Asuhan.
  1. Mengajarkan anak untuk bermain dengan siapa saja
Setelah lingkungan keluarga, sekolah adalah lingkungan kedua yang ditemui anak. Di sekolah tentunya anak akan menemui teman yang berbeda dari dirinya, karena teman-teman tersebut dibesarkan di lingkungan keluarga yang berbeda darinya. Walaupun di dalam sekolah homogen sekalipun, pasti tetap saja ada perbedaan, seperti fisik, kebiasaan, pola asuh keluarga, dsb. Sebaiknya orang tua jangan bosan-bosan mengajak anak berbicara dan bertanya mengenai siapa saja teman bermainnya. “Tekankan kepada anak untuk bermain dengan siapa saja, tidak memilih-milih teman bermain dan tidak membeda-bedakan. Memberikan anak-anak kesempatan bermain dengan tetangga yang beraneka ragam juga sangat disarankan”, ungkap Rita.
  1. Berkumpul dengan keluarga besar
“Ajak anak berkumpul bersama keluarga besar, sehingga anak dapat lebih mengenal keluarga besar dan perbedaan karakter masing-masing orang dalam keluarga besar” tutur Rita.
  1. Ajarkan anak untuk fleksibel
“Selain itu, fleksibilitas sangat penting agar anak dapat menerima perbedaan dan juga belajar bermasyarakat, karena di masyarakat kita tidak bisa memaksakan pandangan orang lain harus sama dengan pandangan yang kita miliki. Kita justru harus terbuka, open mind untuk bisa beradaptasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berbeda.Jika anak kita sudah besar dan akan kuliah di luar kota, anak tentu harus belajar beradaptasi di lingkungan setempat. Belum lagi jika harus kuliah keluar negeri yang nantinya perlu belajar mengenal perbedaan di luar negeri, misalnya mengetahui adat istiadat dan budaya masyarakat setempat serta berbagai peraturan di negara tersebut. Oleh sebab itu, untuk mencegah culture shock (gegar budaya), anak perlu belajar beradaptasi dan bertoleransi menerima perbedaan yang ada”, jelas psikolog Neta.
  1. Mengajarkan anak tentang toleransi lewat dongeng, buku cerita atau film
Jika anak sudah agak besar, anak bisa diajak berdiskusi lewat film-film yang mengandung  unsur toleransi, seperti  film Zootopia. Film itu mengajarkan tentang perbedaan dan pentingnya untuk tidak menilai orang sesuai dengan ras-nya (stereotype). Contohnya kelinci yang dianggap sebagai makhluk yang lemah, justru di d alam film ini kelinci digambarkan sebagai sosok yang gesit dan dapat menjadi seorang polisi hebat yang melawan penjahat. Demikian juga dengan rubah yang dicap (labelling) sebagai binatang yang licik. Padahal tokoh rubah dalam film ini ingin dapat berbuat baik. Akibatnya karena merasa tidak dipercaya oleh lingkungan sekitarnya, ia pun berperilaku sesuai dengan apa yang dicap orang lain, menipu orang lain. Dari film tersebut tekankan kepada anak bahwa berteman itu tidak boleh melihat orang dari luarnya saja atau dari stereotype orang- orang. “Penting untuk tidak saling mengejek atau melabel seseorang dari ciri fisik tertentu, ras, suku ataupun agama. Ajarkan kepada anak bahwa yang terpenting adalah hati dan prestasinya, bukan dari atribut yang sudah terberi sejak lahir (seperti ciri fisik, warna kulit, dll)”, jelas psikolog Neta. Selain itu, buku-buku cerita tentang kebudayaan juga bisa menjadi sarana untuk memperkenalkan anak pada keberagaman dan toleransi, contohnya buku dongeng berjudul ‘Ya, Kami Berbeda’ , ‘Ketika DamDam Kehilangan Wajahnya’, ‘Barongan Kecil’, ‘The Ugly Duck‘, dsb.

  8. Mengajarkan anak untuk menerima diri apa adanya
Banyak iklan-iklan yang mengubah image orang lain terhadap dirinya sendiri, seperti iklan kecantikan memberikan image bahwa cantik itu harus berkulit putih, berambut panjang dan langsing, sehingga anak menjadi kurang percaya diri jika dirinya tidak sama dengan image yang diberikan oleh iklan tersebut. Padahal sebenarnya standard kecantikan itu berbeda-beda. Penting bagi anak untuk menerima dirinya apa adanya dan tidak terpengaruh iklan. Ajarkan anak untuk menghargai diri sendiri agar dapat terbentuk konsep diri yang baik sehingga anak tidak membeda-bedakan orang lain dan mengejek orang lain hanya karena ciri fisiknya yang berbeda.

 9. Doronglah anak supaya bergaul, tidak hanya sibuk belajar di sekolah
Jika anak sudah mulai beranjak remaja, ajak anak untuk ikut aktif dalam kegiatan berorganisasi. Karena dari pergaulan tersebut, anak bisa mengenali karakter orang lain dan belajar untuk menerima perbedaan, kelemahan dan kelebihan teman-temannya. Jika anak dari kecil susah bergaul, nanti saat dewasa kelak dikhawatirkan tidak bisa menerima perbedaan orang di lingkungannya, merasa dirinya paling benar, egois  dan tertutup.

Narasumber :
  1. Masniarita Siburian Silalahi (Rita), pengelola dan pendiri ICA (Indonesian Cultural Adventure) http://www.cultureofindonesia.info/
  2. Reneta Kristiani, M.Psi. (Psikolog Neta), Psikolog Klinis Anak di Klinik Pelangi http://klinikpelangi.com

Sumber Referensi :
http://print.kompas.com/baca/sosok/2017/02/03/Menyemai-Cinta-pada Keberagaman
http://kompasprint.com/vod/ungkidanrita
http://www.cultureofindonesia.info/

Contoh Buku Mengenal Keberagaman :


Senin, 13 Maret 2017

Kids Zone di Ngampoeng Fun Run 2017


Kids Zone di acara Ngampoeng Fun Run 2017 di gelar. JAKARTA (12/3/2017) – Alumni Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Jakarta, salah satu satuan pendidikan tinggi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), menggelar kegiatan Ngampoeng Fun Run 2017 pada Hari Minggu, 12 Maret 2017, Pukul 05.00-12.00 WIB, di Kampus STP, Jl. AUP, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Kegiatan ramah anak ini telah dikonsepkan oleh panita Ngampoeng Fun Run 2017. “Kids Zone” tempat anak – anak dapat beraktifitas dengan Dunia mereka. Di dukung  oleh WWF Indonesia dan Klinik Pelangi kegaitan ini menjadi sangat menarik untuk anak – anak.
Diawali dengan mewarnai gambar binatang yang di lindungi, mereka diajak untuk mengenal gambar binatang yang dilindungi, dengan mewarnai gambar, anak- anak diajarkan motorik halus, dan visual gambar binatang.
dilanjutkan dengan menonton film satwa yang hampir punah. Anak anak perlihatkan binatang yang dilindungi, habitat hewan tersebut dialam bebas hingga cara melestarikannya agar tidak punah.
Anak anak yang hadir di Kids Zone sebanyak 80 anak, mereka semua ceria mengikuti rangkaian acara ini. karena pelaksanaannya di Sekolah Tinggi Perikanan, maka dongeng tentang Perikanan yang diceritakan kepada anak – anak di Kids Zone, ceritanya sendiri tentang kehidupan bawah laut yaitu Hiu yang Murah Senyum yang dibawakan oleh Ayah Andri. Setelahnya gerak dan lagu tentang Hiu juga diajarkan kepada anak.
Hal yang menarik lannya pada acara ini adalah anak anak diajarkan membuat tas belanja dari baju bekas, semua anak sangat aktif dalam membuat tas belanja cantik.
Acara di tutup dengan penampilan anak – anak di panggung sepektakuler yang mempresentasikan hasil karyanya berupa tas belanja cantik, serta penampilan Gerak dan Lagu tentang “Baby Shark”.

Link Klinik Pelangi

Link Klinik Pelangi 2


KLINIK PSIKOLOGI Pelangi Cibubur
Amsterdam Boulevard i.1 No 16
Kota Wisata, Cibubur 16968
(Rumah Ballet Destreza dan Elfa’s Music Course )
http://klinikpelangi.com/
klinikpelangi@gmail.com
0812-911-86-736
Klik Lokasi kami



Senin, 06 Maret 2017

Yoga Anak Cinta Tanah Air

FUN YOGA FOR KIDS
Yoga Anak Cinta Tanah Air diselenggarakan oleh Klinik Pelangi di Mall Ciputra Cibubur
Fun Yoga For Kids adalah kelas yoga untuk anak anak yang dilakukan dengan mendongeng. Kami akan mengadakan Yoga anak dengan Tema “Cinta Tanah Air”. Kegiatan ini akan diadakan pada hari Minggu, tanggal 5 Maret 2017, Pukul 13.00 – 16.00 yang berlokasi di Mall Ciputra Cibubur
Kami dapat informasikan tentang manfaat Yoga bagi anak anak :
  1. Membangun fondasi untuk hidup sehat dan sejahtera pada anak.
  2. Bermanfaat untuk membantu pertumbuhan mental dan fisik.
  3. Anak-anak dapat menggunakan teknik ketenangan yoga saat mereka berhadapan dengan situasi yang berhubungan dengan jadwal dan kegiatan yang padat dan mempunyai masalah dengan teman sekolahnya.
  4. Meningkatkan kelenturan, kekuatan, fleksibilitas, koordinasi dan kesadaran tubuh.
  5. Melatih anak lebih mengenal diri dan kebutuhannya dan mampu mengendalikan emosinya dengan baik.
  6. Meningkatkan konsentrasi anak dalam belajar.
  7. Meningkatkan ketenangan dan mengurangi ketegangan pada dirinya.
  8. Meningkatkan kepercayaan diri bagi anak.
Kami akan kemas Yoga anak ini dengan Dongeng yang menarik dan Students Performance dari :
Yoga Anak TK Phoenix Kids School  Menteng
Klub Anak Amerika
BeatBox Cibubur

berikut hasil Foto setelah kegiatan :
Link A
Link B
Link C
Link D

KLINIK PSIKOLOGI Pelangi Cibubur
Amsterdam Boulevard i.1 No 16
Kota Wisata, Cibubur 16968
(Rumah Ballet Destreza dan Elfa’s Music Course )
http://klinikpelangi.com/
klinikpelangi@gmail.com
0812-911-86-736
Klik Lokasi kami


Kamis, 02 Maret 2017

Mendampingi Individu Menghadapi Penyakit Kronis (Psikososial)



Vonis penyakit jangka panjang atau kronis terhadap seseorang dapat mengubah banyak sekali aspek kehidupan secara drastis. Bagi individu yang mengalami sakit kronis, vonis ini dapat mengganggu citra terhadap diri sendiri dan pandangannya terhadap kehidupan selanjutnya. Masa depan yang penuh ketidakpastian setelah menerima vonis menimbulkan penghayatan emosional yang beragam seperti tidak percaya, marah, kecewa, hingga keputusasaan. Belum lagi tekanan ini ditambah dengan permasalahan besarnya biaya perawatan yang akan dikeluarkan. Individu yang mengalami sakit kronis besar kemungkinan mengalami rasa bersalah akibat adanya tuntutan perawatan penyakitnya terhadap anggota keluarga yang lain (Lawrence, 2012).
Hal yang sama juga dihadapi oleh anggota keluarga dari individu yang menghadapi vonis tersebut. Mereka harus mengambil peran sebagai perawat sekaligus juga menanggung sebagian dari tugas dan tanggung jawab individu yang sakit. Perubahan yang mendadak ini membutuhkan penyesuaian diri yang cepat pula dari anggota keluarga, terlepas dari kapasitasnya dalam menghadapi vonis ini. Anggota keluarga dapat mengalami emosi naik turun seperti rasa berduka, rasa bersalah, takut, frustrasi, cemas, letih atau kondisi fisik lain ketika menghadapi situasi ini (APA, 2013).

Strategi Keluarga dalam Mendampingi Individu yang Sakit
Berbagai strategi dapat digunakan oleh keluarga ketika terdapat anggota yang dihadapkan pada vonis sakit kronis. Cara-cara yang dapat ditempuh seluruh anggota keluarga dalam mendampingi individu yang sakit adalah sebagai berikut (Lawrence, 2012):
1.       Berkomunikasi satu sama lain
Komunikasi ini diperlukan agar keluarga dapat saling berkomunikasi secara terbuka tentang penyakit dan perawatan yang diperlukan. Ketika berbicara tentang hal yang sensitif, pastikan untuk mempertimbangkan sudut pandang individu yang sakit. Pesan yang akan disampaikan, cara menyampaikan, kapan pembicaraan dilakukan akan berpengaruh pada penerimaan orang lain. Penting untuk diperhatikan bahwa anggota keluarga perlu mendiskusikan penyakit terbuka tentang penyakit, namun tidak diperkenankan untuk membicarakan penyakit guna mengatur kehidupan sehari-hari individu yang sakit.

2.       Katakan apa yang Anda butuhkan
Berbeda orang maka berbeda pula kebutuhan akan dukungan dari orang lain. Perlu diperhatikan bahwa banyak dukungan belum tentu pasti lebih baik. Yang terpenting adalah kebutuhan ini perlu dipahami dan bila memungkinkan, dipenuhi. Selain itu, anggota keluarga perlu belajar untuk menanyakan dukungan seperti apa yang dibutuhkan dan menghindari asumsi. Sebaliknya individu yang sakit pun perlu belajar untuk meminta pertolongan bila memang membutuhkan (Bruno, 2012).

3.       Meningkatkan dan mengandalkan dukungan di luar keluarga
Dukungan dari keluarga besar, teman-teman, pihak rumah sakit telah lama dikenal bermanfaat baik secara fisik maupun psikologis (Bernhard, 2014).

4.       Berbagi tugas dan memasukkan tugas perawatan ke dalam rutinitas sehari-hari
Berbagi tugas dengan anggota keluarga dapat membantu meringankan beban ketika berperan sebagai perawat. Sangat disarankan untuk melibatkan keluarga besar dalam merawat individu dengan sakit kronis, misalnya meminta anak untuk menyiapkan obat dan memastikan obat dimakan pada waktunya, anggota keluarga secara bergantian mengantar ke dokter untuk pemeriksaan, dan sebagainya.

5.       Merawat kesehatan fisik dan psikologis satu sama lain
Kita tentu tidak dapat merawat dengan baik apabila kesehatan kita terabaikan. Mengabaikan kesehatan fisik dan psikis akan berdampak buruk terhadap diri Anda dan keluarga yang sakit (Bernhard, 2014).
Kunci dari keberhasilan dalam mendampingi individu adalah untuk menemukan keseimbangan (keadaan normal) yang baru. Tentu keadaan ini tidak akan sama persis seperti sedia kala. Menghadapi penyakit kronis bersama keluarga dapat memberikan pengalaman baru sekaligus menumbuhkan makna dan sudut pandang baru khususnya bagi individu yang mengalami sakit kronis.
Kenali kapan waktunya Anda membutuhkan bantuan
Ketika strategi di atas ini tak efektif, mungkin inilah saatnya Anda mencari bantuan dari tenaga ahli. Mengenali kapan waktu yang tepat untuk meminta bantuan sangat penting untuk mencegah masalah menjadi berlarut.
Tanda-tanda Anda membutuhkan bantuan tenaga ahli adalah sebagai berikut:
·         Ketika penyakit kronis mewarnai setiap interaksi keluarga
·         Ketika strategi yang diterapkan, baik individu yang sakit maupun anggota keluarga, gagal memenuhi tuntutan perawatan
·         Ketika satu atau lebih anggota keluarga menerapkan strategi berkomunikasi yang reaktif, didasari kecemasan,
·         Ketika keluarga masih terpaku pada fase krisis dan sulit beradaptasi dengan keadaan baru
Konseling keluarga dapat membantu keluarga untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru pada saat keluarga menerima vonis. Melalui konseling ini, keluarga diedukasi tentang penyakitnya dan setiap anggota keluarga diajarkan cara yang efektif untuk menghadapi permasalahan ini (Lawrence, 2012).
Referensi
APA. (2013). Coping with a diagnosis of chronic illness. American Psychological Association, August 2013. Accessed February 26, 2017. Retrieved from: http://www.apa.org/helpcenter/chronic-illness.aspx
Bernhard, Toni. (2014). A not-to-do list for caregivers of the chronically ill. Psychology Today, January 2014. Accessed February 26, 2017. Retreived from:   https://www.psychologytoday.com/blog/turning-straw-gold/201401/not-do-list-caregivers-the-chronically-ill
Bruno, Karen. (2012). 7 ways to keep your relationship strong despite a chronic illness. WebMD, November 2012. Accessed February 26, 2017. Retrieved from: http://www.webmd.com/sex-relationships/features/chronic-illness-seven-relationship-tips?page=2
Lawrence, Erika. (2012). The impact of chronic illness on the family. IGLiving, 20-25. Retreived from:  http://www.IGLiving.com

KLINIK PSIKOLOGI Pelangi Cibubur
Amsterdam Boulevard i.1 No 16
Kota Wisata, Cibubur 16968
(Rumah Ballet Destreza dan Elfa’s Music Course )
http://klinikpelangi.com/
klinikpelangi@gmail.com
0812-911-86-736
Klik Lokasi kami

Rabu, 01 Februari 2017

Yoga For Kids

Fun Yoga For Kids
Tema : “Cinta Tanah Air”
Minggu, 5 Maret 2017
Pukul 13.00 – 16.00
@Mall Ciputra Cibubur
Student Performnace acaranya Gratis
tapi untuk Biaya Pendaftaran Kelas Yoga Anak :
Rp.35.000,-/Peserta
*(daftar 2 peserta Rp.50.000,-)


Contact :
0812.940.2670 Ayah Andri
0812.911.86.736 Naisty

Menampilkan Students Performance :
Yoga Anak TK Phoenix Kids School Menteng
Klub Anak Amerika
BeatBox

Senin, 19 September 2016

9 Oktober 2016 Acara mendongeng ( Storytelling) dan Lomba Mewarnai Tingkat TK





Klinik Pelangi 
Present
Acara mendongeng ( Storytelling) dari Komunitas Dongeng Kukuruyuk dan Lomba Mewarnai Tingkat TK 
*untuk Lomba Mewarnai Tingkat TK dikenakan biaya 25.000 /Peserta 
dan diharapkan membawa meja kecil dan peralatan mewarnai 
( Tidak Boleh menggunakan Crayon Karandache)
tema : "Under The Sea"
Minggu, 9 Oktober 2016
Pukul 13.00 - 16.00
Lokasi : Atrium Mal Ciptra Cibubur
Contact : Nesti 0812.911.86.736

Senin, 12 September 2016

Story telling and Treasure hunt

Setelah sukses dengan acara menghias sepeda dan 17an
Club Anak Amerika berhasil mengadakan aacara :
’’Story telling and Treasure hunt’’
Pada hari Sabtu, 10 September 2016  Pukul 09.00 – 10.00 WIB
Blok A10 No 12 untuk anak anak TK dan SD Jumlah Peserta 16 anak.
Nantikan Kegiatan Club Anak Amerika di Bulan Oktober 2016
Salam hangat,

klinikpelangi@gmail.com
Klinikpelangi : 0812.911.86.736
Berikut Hasil Foto kegiatan :








Rabu, 31 Agustus 2016

Sabtu, 30 Juli 2016

WRITER’S BLOCK ITU GA APA-APA KOQ

WRITER’S BLOCK ITU GA APA-APA KOQ
Bintang Lestada ( Penulis)
 Workshop “Menulis Itu Mudah”  yang diselenggarakan oleh Klinik Pelangi Cibubur
24 Juli 2016 di Atrium Mal Ciputra Cibubur


Apa itu writer’s block?

Adalah sebuah kondisi yang dialami penulis ketika inspirasi dan kreatifitas mendadak lenyap seketika. Sangat mengesalkan apalagi jika kalian mencoba untuk berkarya kembali. Banyak masalah yang bisa dianggap sebagai kondisi writer’s block seperti susah untuk mendapatkan ide baru, merasa tidak ada kesenangan dalam menulis, hingga tidak dapat berkarya hingga bertahun-tahun. Dan memang ada kondisi seperti itu.

Term ini mulai ada namanya itu dari tahun 1947 oleh seorang analis psikis bernama Edmund Bergler. Dan memang benar adanya bahwa masalah ini betul-betul eksis, bukan hanya sekadar mood swing atau lifestyle. Mengapa ada yang namanya writer’s block? Biasanya terjadi karena timing, ketakutan tersendiri, dan sisi perfeksionisme dalam diri kalian.

Strategi yang terdengar bagus untuk mengalahkan writer’s block pun terkadang malah menjadi sesuatu yang malah makin bikin mandek ide. Contohnya seperti menunggu inspirasi, ngotot pengen bikin draft yang bagus, dan bahkan mencoba untuk expand dari suatu kata khusus seperti ‘pengejawantahan’, berharap bahwa dari kata tersebut, akan ada ide. Tapi pada akhirnya ya, nggak semuanya bisa begitu.

Jangan pernah menyalahkan diri sendiri atas writer’s block yang kalian alami. Berikanlah suatu kebolehan dari diri kalian untuk mengakui bahwa memang ada saatnya writer’s block kalian terjadi. Jangan pernah merasa down karena itu. Penulis seperti F. Scott Fitzgerald hingga Adele pun pernah koq mengalami ini.

Bagaimana cara mengatasinya? Ada banyak tentunya!

1.       Baca koran, nonton berita, apapun yang berlangsung di dunia nyata
2.       Nonton film atau denger musik (personal)
3.       Jalan-jalan sendirian (personal)
4.       Blogwalking
5.       Menulis tentang ketidakadaan ide
6.       Menulis jurnal
7.       Baca buku
8.       Melihati masyarakat (personal)
9.       Bertemu teman-teman (personal)
10.   Merokok atau ngopi (personal)


http://goinswriter.com/how-to-overcome-writers-block/








Kamis, 28 Juli 2016

EDITING & REVISI TULISAN

EDITING & REVISI
Moidina Sihite ( Penulis Buku Anak)
Workshop “Menulis Itu Mudah”  yang diselenggarakan oleh Klinik Pelangi Cibubur
24 Juli 2016 di Atrium Mal Ciputra Cibubur


Tugas Editor
       Merencanakan naskah.
       Mencari naskah yang akan diterbitkan.
       Mempertimbangkan naskah yang masuk ke penerbit.
       Menyunting naskah dari segi isi/materi.
       Memberi petunjuk /arahan dalam mengedit.
Kode etik penyunting naskah
       Penyunting naskah wajib mencari informasi mengenai penulis naskah sebelum memulai menyunting naskah.
       Penyunting naskah bukan lah penulis naskah.
       Penyunting naskah wajib menghormati gaya penulis naskah.
       Penyunting naskah wajib merahasiakan informasi yang terdapat dalam naskah yang disuntingnya.
       Penyunting naskah wajib mengkonsultasikan hal-hal yang mungkin akan diubahnya dalam naskah.
       Penyunting naskah tidakboleh menghilangkan naskah yang akan, sedang atau telah disuntingnya.
        
Penyuntingan Naskah
       Tatabahasa
       Kebenaran Fakta
       Legalitas
       Konsistensi
       Gaya tulisan penulis
       Gaya penyunting naskah
       Gaya penerbit
Revisi
       Professor Maggie Sokolik
       “Revisi itu menunjuk pada memperbaiki tulisan atau teks dalam konteks secara substansi”

      Revisi itu istilahnya memperbaiki isi tulisan. Sudah sesuaikah dengan ide awal penulisan atau sudah sesuaikah dengan target pembaca yang diinginkan, bagaimana diksinya, dan begitu seterusnya.