Selasa, 01 September 2015

Pengaruh Musik bagi Perkembangan Anak

Pengaruh Musik bagi Perkembangan Anak
Oleh Lita Patricia Lunanta, M.Psi, Psikolog Anak Klinik Psikologi Pelangi

Pada tahun 1993, Rauscher dan kawan-kawan melakukan penelitian yang dikenal luas dengan sebutan “the Mozart Effect”. Penelitian ini dilakukan kepada tiga kelompok mahasiswa, yang mendapat perlakuan berbeda-beda sebelum mengikuti tes kemampuan spasial. Selama 10 menit sebelum tes berlangsung, kelompok pertama diperdengarkan Sonata Concerto in D Major K.448 karya Mozart, sedangkan kelompok kedua mendengarkan musik relaksasi, dan kelompok ketiga diberi suasana hening. Hasil tes menunjukkan skor yang lebih tinggi dalam spasial temporal reasoning pada mereka yang mendengarkan sonata karya Mozart sebelum test. Setelah penelitian ini dipublikasi muncullah pandangan bahwa musik klasik akan meningkatkan inteligensi sehingga ibu yang sedang mengandung dan bayi disarankan untuk banyak mendengarkan musik klasik terutama Mozart.  Perlu diluruskan bahwa “There is no magic in Mozart”. Mendengarkan musik klasik tidak akan secara otomatis meningkatkan inteligensi. Peningkatan hasil tes yang ditunjukkan pada penelitian Rauscher mengacu kepada penalaran spasial dan hanya bertahan 12 menit setelah mendengarkan lagu yang bersangkutan.

Lalu, apakah pengaruh musik kepada perkembangan anak? Apakah musik benar berpengaruh terhadap kecerdasan?
Beberapa penelitian menyangkut musik dan kecerdasan, antara lain:
  • Pada tahun 1997, penelitian di University of Wisconsin dan University of California, dilakukan kepada 789  anak usia 3-4 tahun, menemukan bahwa mereka yang mengikuti kursus piano memiliki hasil tes inteligensi lebih tinggi 34% daripada yang les komputer.
  • Pada tahun 1998, penelitian di McGill University menemukan bahwa terdapat peningkatan pola rekognisi dan representasi mental pada anak-anak yang les musik lebih dari 3 tahun. Peningkatan kemampuan ini juga membawa pengaruh terjadinya peningkatan harga diri.
  • Pada 1996, penelitian di Rhode Island Elementery School, menemukan bahwa terjadi peningkatan dalam kemampuan membaca dan matematika pada mereka yang mengikuti program apresiasi musik.  


 

















Benar bahwa musik memiliki pengaruh kepada perkembangan kognitif anak, bahkan lebih daripada itu, kepada perkembangan sosial dan emosional anak. Namun, pengaruh musik bukannya semata-mata dari mendengarkan musik tetapi dalam mempelajari musik serta belajar memainkan alat musik. Dalam memainkan alat musik, terdapat beberapa keterampilan yang terasah, antara lain:
       Bagaimana memainkan alat musik secara fisik
       Bagaimana membaca musik yang terdiri dari berbagai nada serta interval yang berbeda
       Bagaimana membuat musik yang menyenangkan, baik kepada diri sendiri, maupun kepada orang lain.
       Bagaimana memahami ritme dan struktur lagu, mencakup kecepatan lagu, kalimat lagu, serta ketukan



Selain yang diungkapkan pada bagan di atas, musik memiliki pengaruh kepada area lain, antara lain:
       Kreativitas
       Konsentrasi
       Koordinasi
       Relaksasi
       Kesabaran
       Kepercayaan Diri
       Keterlibatan pada musik juga menunjukkan adanya pengaruh kepada terlihatnya hasil yang baik dalam pemahaman bacaan, kemampuan mengeja, matematika, keterampilan mendengar, keterampilan motorik, kemampuan mendasar dalam belajar (verbal, persepsi, numerik, spasial)
Area yang dipengaruhi
Mekanisme
Ketrampilan kognitif
Pengaruh kepada stimulasi otak
Ketrampilan non kognitif
Disiplin, Persisten, Terlibat
Pengenalan diri
Keterbukaan
Motivasi berprestasi
Prestasi sekolah
Signal positif kepada guru
Keterampilan sosial dan budaya
Interaksi dengan guru
Interaksi dengan teman
Menjadi anggota kelp
Penggunaan waktu
Belajar terstruktur
Manajemen waktu
“tidak ada waktu” untuk perilaku negatif

Bagaimana dengan remaja? Apakah musik juga membawa pengaruh yang positif bagi remaja?
Kegiatan musik merupakan pemanfaatan waktu luang yang baik, dengan demikian dapat meminimalkan waktu untuk berperilaku menyimpang. Dengan musik, remaja mendapatkan lingkungan sosial yang dibutuhkan. Lebih jauh lagi, remaja yang sedang mengalami perubahan hormon dapat memanfaatkan musik untuk mengatur  emosi. Secara kognitif pun, pembelajaran musik jangka panjang dapat membawa pengaruh positif bagi remaja.

Mengingat pentingnya musik dalam perkembangan anak, orang tua dapat mengusahakan lingkungan yang bersifat musikal. Lingkungan yang melibatkan musik tidak sulit untuk diciptakan sehari-hari, antara lain:
       Pada Bayi : Musical Environment
menciptakan lingkungan yang musikal dengan lagu dan gerak
       Anak usia ± 3 tahun : Music Activities
musik dipadukan dengan permainan dan gerakan tubuh, misalnya menyanyi, bergerak (lompat, dansa, dll),mendengar, tepuk tangan & alat musik sederhana, serta sing-along games
       Anak usia ± 4-5 tahun Music Makers   
Kelompok usia ini sudah dapat menikmati pertunjukan musik singkat, mengikuti pelajaran musik berkelompok, belajar memainkan alat musik, belajar menulis nada atau lirik sederhana
       Anak usia 6-10 tahun : Structural Music
Usia sekolah adalah waktu untuk anak lebih terstruktur dalam memainkan alat musik.
                waktu yang tepat untuk belajar musik dengan serius, baik alat musik maupun vokal, dapat
mengenali pola dalam musik dan dapat bereksperimen. Kelompok usia ini juga terbantu dalam perkembangan bahasa dan bicara ketika terlibat dalam musik serta mendapatkan pengaruh positif pada prestasi akademik.
       Anak berkebutuhan khusus (Spesial Needs) : Music Therapy
Musik dapat menghibur, menenangkan, serta membantu mencapai tujuan. Kegiatan musik dapat meliputi gerak tubuh, belajar, dan mengajar melalui musik, mengembangkan keterampilan sosial dan bahasa melalui kegiatan musik kelompok, serta memanfaatkan musik untuk penyembuhan dan kendali emosi.