Pengaruh Musik bagi
Perkembangan Anak
Oleh
Lita Patricia Lunanta, M.Psi, Psikolog Anak Klinik Psikologi Pelangi
Pada tahun 1993, Rauscher dan
kawan-kawan melakukan penelitian yang dikenal luas dengan sebutan “the Mozart
Effect”. Penelitian ini dilakukan kepada tiga kelompok mahasiswa, yang mendapat
perlakuan berbeda-beda sebelum mengikuti tes kemampuan spasial. Selama 10 menit
sebelum tes berlangsung, kelompok pertama diperdengarkan Sonata Concerto in D
Major K.448 karya Mozart, sedangkan kelompok kedua mendengarkan musik
relaksasi, dan kelompok ketiga diberi suasana hening. Hasil tes menunjukkan
skor yang lebih tinggi dalam spasial temporal reasoning pada mereka yang
mendengarkan sonata karya Mozart sebelum test. Setelah penelitian ini
dipublikasi muncullah pandangan bahwa musik klasik akan meningkatkan
inteligensi sehingga ibu yang sedang mengandung dan bayi disarankan untuk
banyak mendengarkan musik klasik terutama Mozart. Perlu diluruskan bahwa “There is no magic in Mozart”. Mendengarkan musik klasik tidak akan
secara otomatis meningkatkan inteligensi. Peningkatan hasil tes yang
ditunjukkan pada penelitian Rauscher mengacu kepada penalaran spasial dan hanya
bertahan 12 menit setelah mendengarkan lagu yang bersangkutan.
Lalu, apakah pengaruh musik kepada perkembangan anak? Apakah musik benar
berpengaruh terhadap kecerdasan?
Beberapa penelitian menyangkut musik
dan kecerdasan, antara lain:
- Pada tahun 1997, penelitian di University of Wisconsin dan
University of California, dilakukan kepada 789 anak usia 3-4 tahun, menemukan bahwa
mereka yang mengikuti kursus piano memiliki hasil tes inteligensi lebih
tinggi 34% daripada yang les komputer.
- Pada tahun 1998, penelitian di McGill University menemukan bahwa
terdapat peningkatan pola rekognisi dan representasi mental pada anak-anak
yang les musik lebih dari 3 tahun. Peningkatan kemampuan ini juga membawa
pengaruh terjadinya peningkatan harga diri.
- Pada 1996, penelitian di Rhode Island Elementery School, menemukan
bahwa terjadi peningkatan dalam kemampuan membaca dan matematika pada
mereka yang mengikuti program apresiasi musik.
Benar bahwa musik memiliki pengaruh
kepada perkembangan kognitif anak, bahkan lebih daripada itu, kepada
perkembangan sosial dan emosional anak. Namun, pengaruh musik bukannya
semata-mata dari mendengarkan musik tetapi dalam mempelajari musik serta belajar memainkan alat musik. Dalam
memainkan alat musik, terdapat beberapa keterampilan yang terasah, antara lain:
•
Bagaimana memainkan alat musik
secara fisik
•
Bagaimana membaca musik yang
terdiri dari berbagai nada serta interval yang berbeda
•
Bagaimana membuat musik yang
menyenangkan, baik kepada diri sendiri, maupun kepada orang lain.
•
Bagaimana memahami ritme dan
struktur lagu, mencakup kecepatan lagu, kalimat lagu, serta ketukan
Selain yang diungkapkan pada bagan di
atas, musik memiliki pengaruh kepada area lain, antara lain:
•
Kreativitas
•
Konsentrasi
•
Koordinasi
•
Relaksasi
•
Kesabaran
•
Kepercayaan Diri
•
Keterlibatan pada musik juga
menunjukkan adanya pengaruh kepada terlihatnya hasil yang baik dalam pemahaman
bacaan, kemampuan mengeja, matematika, keterampilan mendengar, keterampilan
motorik, kemampuan mendasar dalam belajar (verbal, persepsi, numerik, spasial)
Area yang dipengaruhi
|
Mekanisme
|
Ketrampilan kognitif
|
Pengaruh kepada stimulasi otak
|
Ketrampilan non kognitif
|
Disiplin, Persisten, Terlibat
Pengenalan diri
Keterbukaan
Motivasi berprestasi
|
Prestasi sekolah
|
Signal positif kepada guru
|
Keterampilan sosial dan budaya
|
Interaksi dengan guru
Interaksi dengan teman
Menjadi anggota kelp
|
Penggunaan waktu
|
Belajar terstruktur
Manajemen waktu
“tidak ada waktu” untuk perilaku
negatif
|
Bagaimana dengan remaja? Apakah musik juga membawa pengaruh yang
positif bagi remaja?
Kegiatan musik merupakan pemanfaatan
waktu luang yang baik, dengan demikian dapat meminimalkan waktu untuk
berperilaku menyimpang. Dengan musik, remaja mendapatkan lingkungan sosial yang
dibutuhkan. Lebih jauh lagi, remaja yang sedang mengalami perubahan hormon dapat
memanfaatkan musik untuk mengatur emosi.
Secara kognitif pun, pembelajaran musik jangka panjang dapat membawa pengaruh
positif bagi remaja.
Mengingat pentingnya musik dalam
perkembangan anak, orang tua dapat mengusahakan lingkungan yang bersifat
musikal. Lingkungan yang melibatkan musik tidak sulit untuk diciptakan
sehari-hari, antara lain:
•
Pada Bayi : Musical Environment
menciptakan lingkungan yang musikal dengan lagu dan gerak
•
Anak usia ± 3 tahun : Music Activities
musik dipadukan dengan permainan dan gerakan tubuh, misalnya menyanyi, bergerak
(lompat, dansa, dll),mendengar, tepuk tangan & alat musik sederhana, serta sing-along games
•
Anak usia ± 4-5 tahun : Music Makers
Kelompok usia ini sudah dapat menikmati pertunjukan musik singkat,
mengikuti pelajaran musik berkelompok, belajar memainkan alat musik, belajar
menulis nada atau lirik sederhana
•
Anak usia 6-10 tahun : Structural Music
Usia sekolah adalah waktu untuk anak lebih terstruktur dalam memainkan
alat musik.
waktu
yang tepat untuk belajar musik dengan serius, baik alat musik maupun vokal,
dapat
mengenali pola dalam musik dan dapat bereksperimen. Kelompok usia ini
juga terbantu dalam perkembangan bahasa dan bicara ketika terlibat dalam musik
serta mendapatkan pengaruh positif pada prestasi akademik.
•
Anak berkebutuhan khusus (Spesial
Needs) : Music
Therapy
Musik dapat menghibur, menenangkan, serta membantu mencapai tujuan.
Kegiatan musik dapat meliputi gerak tubuh, belajar, dan mengajar melalui
musik, mengembangkan keterampilan sosial dan bahasa melalui kegiatan musik
kelompok, serta memanfaatkan musik untuk penyembuhan dan kendali emosi.