ditulis oleh
Sinta Mira, M.Psi
Psikolog Dewasa dari Klinik Pelangi
Belakangan ini kita dikejutkan dengan
berbagai berita terkait kejadian bunuh diri, baik dari kalangan artis/public
figure (dalam negeri dan luar negeri) maupun kalangan orang biasa. Selain
terkejut, miris, bersimpati, masyarakat pun diajak untuk memikirkan dengan
serius tentang fenomena fatal ini.
Dalam hidup, pasti kita pernah mengalami
krisis. Kondisi yang tidak mengenakkan. Kondisi down. Entah itu karena lingkungan (misalnya karena putus cinta,
PHK, bercerai, dsb), karena kondisi fisik (misalnya karena sakit
berkepanjangan), karena kecewa (misalnya target / ambisi yang tidak tercapai),
dan sebagainya. Berbagai krisis dalam hidup seperti ini bisa mempengaruhi
kondisi kesejahteraan mental kita. 1 dari 5 orang pernah mengalami masalah
kesejahteraan mental (mental health
issues) dalam sepanjang hidupnya. Entah itu berupa stress berkepanjangan, post traumatic stress disorder, depresi,
ketergantungan pada obat-obatan/sejenis, dan sebagainya.
Sehingga dalam kondisi krisis seperti itu,
pemahaman tentang Pertolongan Pertama Psikologis sangat diperlukan.
Apakah itu Pertolongan Pertama Psikologis?
Seperti juga P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) yang bisa mencegah
hal-hal fatal karena kondisi kecelakaan, Pertolongan Pertama Psikologis juga
akan sangat membantu mencegah hal-hal fatal karena kondisi mental / psikologis.
Terkait dengan kecenderungan bunuh diri,
beberapa faktor resiko terkait
kesejahteraan mental pada orang-orang yang memiliki kecenderngan butuh diri
adalah :
-
Depresi, atau kondisi mental
lainnya seperti penyalahgunaan narkoba, dsb.
-
Kondisi medis tertentu, atau
sakit berkepanjangan.
-
Memiliki riwayat melakukan
percobaan bunuh diri
-
Riwayat keluarga dengan
gangguan mental atau penyalahgunaan narkoba
-
Riwayat keluarga bunuh diri
-
Kekerasaan dalam keluarga
-
Terpapar secara langsung /
melalui media terkait perilaku bunuh diri, baik dari keluarga, teman, maupun
public figure.
Selain faktor resiko, beberapa tanda / simtom dari seseorang yang memiliki kecenderungan
melakukan bunuh diri adalah :
-
Membicarakan ide tentang bunuh
diri
-
Membicarakan tentang rasa putus
asa, kosong, tidak ada harapan hidup lagi.
-
Membicarakan tentang rasa
bersalah dan rasa malu
-
Membicarakan tentang merasa terperangkap
dan tidak ada jalan keluar lagi dari masalah yang dihadapi
-
Membicarakan tentang merasa
menjadi beban bagi orang lain.
-
Membuat rencana bunuh diri,
misalnya dengan banyak membaca secara online, membeli peralatan pendukung
seperti obat-obatan, dsb.
-
Terlihat cemas
-
Menarik diri dari keluarga dan
teman-teman
-
Perubahan pola makan dan/atau
pola tidur
-
Menunjukkan kemarahan atau
membicarakan tentang pembalasan dendam
-
Melakukan hal-hal yang beresiko
tinggi menyebabkan kematian, misalnya sengaja menyetir mobil dengan kecepatan
yang sangat tinggi
-
Sering membicarakan tentang
kematian
-
Menunjukkan perubahan mood yang ekstrim, bisa berubah dari
sangat sedih menjadi sangat tenang atau bahagia
-
Mengucapkan perpisahan
Lalu, apabila kita mengetahui ada seseorang
yang memilki faktor resiko dan menunjukkan tanda/simtom kecenderungan bunuh
diri itu, apa Pertolongan Pertama Psikologis yang bisa kita lakukan padanya :
- Ajak bicara.
Dengan bicara
padanya, kita sudah melakukan Pertolongan Pertama untuk membantu kesejahteraan
mentalnya. Tunjukkan padanya bahwa kita peduli dan ada di sisinya untuk
membantu.
Saat berbicara
dengan orang yang memiliki kecenderungan bunuh diri, beberapa hal yang harus
diingat :
-
Jadi diri sendiri. Jangan
menggurui atau tidak natural. Jadi diri Anda sendiri dalam relasi yang natural
dengannya.
-
Dengarkan. Tunjukkan bahwa Anda mendengarkannya. Biarkan
ia mengeluarkan uneg-unegnya.
-
Tunjukkan empati, tidak
menghakimi, sabar, tenang, dan memahami.
-
Tunjukkan harapan. Beri
pemahaman bahwa dirinya penting bagi Anda
Hal yang TIDAK BOLEH dilakukan saat berbicara
dengan orang yang memiliki kecenderungan bunuh diri :
-
Jangan berargumen dengannya.
-
Jangan terlihat terlalu
terkejut, lalu mengajari tentang nilai hidup, atau mengajari tentang betapa
salahnya bunuh diri.
-
Jangan menjanjikan kerahasiaan.
Karena rencana bunuh diri adalah hal yang fatal dan Anda mungkin akan
membutuhkan bantuan profesional baginya.
-
Jangan terlalu banyak
memberikan nasehat
-
Jangan jadi menyalahkan diri
Anda sendiri.
- Berespon cepat terhadap krisis yang dihadapinya.
Saat mengetahui
rencana bunuh diri seseorang, Anda harus bisa menganalisa seberapa siapkah
rencana tersebut. Apakah baru sebatas rencana (PLAN). Atau sudah merencanakan
caranya (MEANS). Dan sudah tahu kapan akan dilakukan (WHEN). Atau bahkan sudah
benar-benar siap untuk mengakhiri hidup (INTEND).
Anda bisa
mencari bantuan profesional saat sudah memahami seberapa besar krisis ini. Lalu
jangan tinggalkan ia sendirian dan amankan barang-barang yang bisa membahayakan
baginya.
- Tawarkan bantuan dan dukungan
Sebagai
teman/kerabat dari orang yang berencana bunuh diri, yang bisa kita berikan
terbaik baginya adalah empati dan kesediaan untuk mendengarkan baginya. Biarkan
ia memahami bahwa ia dicintai dan tidak sendirian.
Setelah itu,
Anda bisa menawarkan bantuan / support profesional baginya, jika memang
dirasakan perlu. Ataupun bisa juga bantuan profesional bagi Anda sendiri
sebagai pendamping kerabat yang memiliki kecenderungan bunuh diri.
Bagaimanapun, kesejahteraan mental pendamping juga adalah hal yang sangat
penting.
Pemahaman
mengenai Pertolongan Pertama Psikologis pada masyarakat umum akan sangat
penting untuk sebagai tindakan pencegahan terhadap kejadian-kejadian fatal ini.
Kepekaan kita terhadap kesejahteraan mental kita sendiri dan kesejahteraan
mental orang-orang di sekitar kita juga menjadi kunci utamanya.