Sabtu, 01 Agustus 2015

Remaja dan Tips Menghadapi Mereka


dinda 3
ditulis oleh Dinda Aisha, M.Psi., Psi.
Psikolog Anak Klinik Psikologi Pelangi

Apakah anda orang tua yang memiliki anak yang sudah beranjak remaja? Apakah anda merasa khawatir sampai pusing dalam menyikapi perilaku-perilaku mereka? Artikel ini akan sedikit memberikan gambaran mengenai remaja dan bagaimana orang tua merespon terhada perilaku anak yang sudah beranjak remaja?
Seorang anak disebut sudah remaja apabila ia sudah berusia kurang lebih 13 tahun ke atas. Masa ini adalah masa transisi antara masih menjadi anak-anak dan mempersiapkan diri menjadi dewasa. Di satu sisi mereka tidak lagi anak-anak, tetapi di sisi lain mereka belum siap untuk menjadi dewasa. Mereka biasanya mudah terdeteksi melalui perubahan fisiknya, yaitu mulai menstruasi, tumbuh buah dada, bentuk badan mulai berubah, mulai muncul jerawat untuk perempuan dan untuk laki-laki mulai tumbuh kumis, jenggot, suara mulai berubah dan sebagainya. Perubahan fisik ini diakibatkan oleh perubahan hormon yang ada di dalam tubuh anak. Perubahan hormon-hormon ini mengakibatkan perubahan kondisi emosinya menjadi lebih labil (sering berubah-ubah) dan mudah tersinggung.
Sebagian dari mereka terkadang tidak mau mengikuti aturan karena mereka beranggapan mengikuti aturan adalah hal yang kuno dan tidak cool. Selain itu, mereka juga merasa bahwa teman adalah segala-galanya. Mereka ingin selalu bersama teman-teman, curhat dengan teman, berkumpul dengan teman, mengikuti apa yang teman lakukan, dan sebagainya. Hal ini menandakan bahwa penerimaan dari teman merupakan hal yang penting pada remaja. Namun di sisi lain, mereka juga masih butuh perlindungan dari orang tua. Maka dari itu orang tua juga perlu membangun komunikasi yang tepat dengan remaja agar ketika remaja memiliki masalah, mereka juga akan mencari perlindungan dan pendapat dari orang tua. Apabila komunikasi tidak terjalin dengan baik, maka remaja bisa mencari solusi dari teman atau bahkan lari ke hal-hal yang sangat tidak kita inginkan seperti narkoba, minuman keras dan sebagainya.
Nah, pola pengasuhan setiap tahapan perkembangan memang memiliki tantangannya tersendiri, sebagai contoh mengasuh anak yang baru lahir perlu kehati-hatian. Mengasuh anak batita dan balita, membutuhkan pengetahuan dan pemberian stimulasi yang maksimal. Begitu juga penerapan pengasuhan kepada remaja. Beberapa tips untuk orang tua yang memiliki anak remaja adalah :
  • Ingatlah bahwa orang tua pernah remaja. Coba beberapa saat kembali lagi mengingat masa-masa ketika anda remaja. Apa yang akan anda lakukan dan apa yang anda inginkan orang tua lakukan kepada anda. Hal ini dapat membuat orang tua menjadi lebih peka terhadap kondisi remaja dan memahami apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh remaja.
  • Tetap mempertahankan komunikasi yang positif. Jadilah orang tua, begitu juga teman bagi anak anda yang beranjak remaja. Mereka menginginkan orang tua yang memahami kondisi remaja, seperti apa yang sedang tren di kalangan remaja, apa yang sedang menjadi bahan perbincangan mereka, apa yang mereka sukai, bagaimana cara mereka berpikir dan sebagainya. Cobalah dengarkan apa yang anak anda ceritakan dan hindari pelabelan seperti “nakal”, “jelek”, dan sebagainya. Salah satu bentuk komunikasi yang positif adalah penggunaan I-message. Bentuk komunikasi ini adalah dengan mengutarkan apa yang anda pikirkan dan rasakan daripada menyalahkan anak anda. Sebagai contoh, ketika anda tidak menyukai anak anda pulang terlalu larut malam. Yang mungkin biasa anda katakan adalah “Kamu kemana saja? Kamu tuh sukanya pulang malam terus, kalau terjadi apa-apa bagaimana?” Sekarang coba anda bandingkan dengan mengatakan seperti ini “Bunda dan ayah sedih dan khawatir saat kamu pulang larut malam”. Coba anda bayangkan perkataan mana yang lebih enak didengar dan lebih dapat diterima oleh anak anda.
  • Apabila komunikasi sudah terjalin dengan baik, maka langkah selanjutnya adalah tetap membuat disiplin di rumah. Namun, buatlah aturan disiplin yang menarik. Sebagai contoh, buatlah aturan disiplin di rumah dan diberlakukan untuk semua anggota keluarga di rumah seperti adik, ayah, maupun bunda. Diskusikan dan buat kesepakatan mengenai aturan apa saja yang akan dibuat di rumah, kemudian tuliskan di kertas dan ditempelkan di kulkas atau dinding rumah. Kemudian, siapa yang melanggar maka akan mendapatkan hukuman atau konsekuensi. Hukuman disini bukanlah hukuman yang bersifat fisik atau merugikan. Sebagai contoh, ketika ada yang melanggar maka ketika hari Sabtu atau Minggu, ia bertugas untuk membuang sampah ke luar, mencuci piring, menyapu halaman, atau menyiram bunga atau kegiatan rumah yang tidak disukai oleh anggota keluaraga.
Beberapa tips di atas bisa coba anda terapkan dengan konsisten di dalam keluarga anda. Ingatlah pekerjaan menjadi orangtua adalah pekerjaan yang memiliki tantangan tersendiri. Apabila anda bisa melewati tantangan ini dengan sukacita dan terus belajar, maka anda akan merasakan hikmahnya di kemudian hari dengan melihat anak anda juga berperilaku yang positif kepada anda ketika mereka beranjak dewasa.
Enjoy our parenthood!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar