Senin, 29 Februari 2016

Jangan Salah Pilih Sekolah


ditulis oleh 
Mutiara Putri Prapdhita, BSc (Hons) 
 Lulusan S1 Psikologi dari Newcastle University, UK
Klinik Pelangi

 Sekolah adalah pendidikan formal yang dipilih para orang tua untuk memenuhi kebutuhan dan/ atau hak seorang anak. Namun, tidak sedikit orang tua yang kebingungan dalam menentukan sekolah mana yang terbaik untuk anak-anaknya. Sebelum memilih sekolah, ada satu hal esensial yang perlu orang tua perhatikan sejak dini, yaitu potensial dan kecerdasan yang anak miliki.
Karena hal ini akan menjadi salah satu pertimbangan yang paling menentukan tak hanya sekolah apa yang cocok untuk anak, tetapi juga Mungkin ada beberapa orang yang familiar dengan istilah Multiple Intelligences (Gardner, 1991), yang mana inteligensi diidentifikasi sebagai banyak formasi. Menurut Gardner, ada 8 kecerdasan majemuk (multiple intelligence), yaitu Kecerdasan Linguistik (Word Smart); Kecerdasan Logika Matematika (Logic Smart); Kecerdasan Kinestetik/Fisik (Body Smart); Kecerdasan Visual Spasial (Picture Smart); Kecerdasan Intrapersonal (Self Smart); Kecerdasan Interpersonal (People Smart); Kecerdasan Musikal (Music Smart); Kecerdasan Naturalis (Nature Smart).
Kemudian ditemukan lagi ada dua kecerdasan majemuk tambahan yaitu Kecerdasan Eksistensial dan Kecerdasan Spiritual. Dengan kata lain, seorang anak memiliki inteligensi (cara belajar, daya ingat, pemahaman, performa) yang tidak sama dengan anak yang satu dan lainnya. Contoh yang bisa kita ambil adalah anak yang mahir bermain alat musik dan anak lain yang suka matematika. Anak-anak ini tentunya memiliki kemampuan dasar serta minat yang berbeda. Yang satu unggul dalam kecerdasan musikalitas, yang satu lagi mahir dalam kecerdasan logika matematika. Hal-hal seperti inilah yang patut dipertimbangkan oleh orang tua Konsep sekolah yang sangat umum di Indonesia adalah sistem pendidikan konvensional dimana anak-anak diikat oleh peraturan sekolah dari mulai seragam, jam sekolah, modul yang diberikan serta lingkungan belajar mengajar yang notabene sangat pasif. Namun, kondisi sekolah seperti ini pastinya tidak cocok bagi anak lebih senang belajar dengan cara mengeksplorasi ruang gerak dengan anggota tubuhnya daripada harus duduk diam mendengarkan dan menulis.
Akibatnya, si anak akan merasa tidak nyaman belajar dan hal ini tentu akan mempengaruhi hasil tes dan nilai rapornya di kemudian hari yang mungkin lebih rendah daripada anak lain di kelasnya. Ini akan terkesan si anak memiliki kemampuan inteligensi yang kurang dibanding teman-teman.
Padahal, itu karena lingkungan belajar yang tidak sesuai dengan kapasitas anak sehingga tidak memungkinkan si anak untuk mengekspresikan diri dan memunculkan potensi yang dimilikinya. Saat ini banyak pilihan sekolah dengan sistem yang berbeda, seperti sekolah nasional plus, sekolah internasional, sekolah Montessori, sekolah alam, sekolah dengan kurikulum IB, sekolah dengan kurikulum Cambridge, sekolah berbasis agama, sekolah berasrama, dll.
Pelajarilah satu per satu sistemnya dan pilihlah yang sesuai dengan karakteristik anak. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua untuk mengenali potensi anak. Yang pertama adalah mengajak anak untuk mencoba banyak hal baru sehingga dia memiliki pengalaman serta pengetahuan yang luas. Misalnya, mengajak anak untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang bersifat edutainment yang mengenalkan anak kepada profesi yang ada di Indonesia maupun dunia.
Selanjutnya berikan kebebasan kepada anak untuk memilih pilihan-pilihan terbaik yang sudah ditawarkan. Alternatif lain yang mungkin bisa diterapkan adalah homeschooling dengan mengikuti cara Ibu Septi Peni Wulandani, seorang tokoh inspiratif yang mendidik anak-anaknya dengan cara yang sangat unik
1. Beliau memberi kebebasan ketiga anaknya untuk memilih jalan pendidikan mereka masing-masing. Mereka memilih untuk tidak sekolah secara formal, namun belajar dengan ibunya dirumah sesuai dengan minat mereka. Mereka juga belajar melalui proyek-proyek yang mereka susun sendiri dan harus mereka presentasikan kepada orang tua mereka. Kemudian mereka akan menjalankan proyek tersebut setelah mendapat persetujuan dari orang tua mereka.
Proyek-proyek tersebut biasanya mengharuskan mereka untuk berinteraksi dan melibatkan orang-orang dari berbagai profesi sehingga mereka berkesempatan untuk belajar langsung dari ahlinya. Pada dasarnya pilihan-pilihan itu ada dan semua kembali kepada kebijakan orang tua. Oleh karena itu, sebelum memutuskan sekolah untuk anak Anda, sebaiknya kenali dulu minat dan potensi yang anak Anda miliki.
Hal ini bisa Anda lakukan secara independen atau dengan bantuan ahli yaitu psikolog. Klinik Pelangi melayani konsultasi masalah minat dan bakat anak serta memberikan solusi yang tepat bagi anak anda.
Untuk membuat perjanjian konsultasi silahkan menghubungi 0812-911-86-736
atau email ke: klinikpelangi@gmail.com
 ¹http://vleopos.blogspot.co.id/2014/10/kisah-sukses-seorang-ibu-mendidik.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar